Gambar : Perbaikan
Trafo,Rekondisi Cubicle & PHBTR,Pengisian Gas SF-6
Pemeliharaan Gardu Distribusi. |
. PEMERIKSAAN SEBELUM PEMAKAIAN
Transformator (Trafo) setelah
selesai diproduksi diserahkan kepada pelanggan dengan melewati perjalanan/transportasi
panjang. Sehingga dalam penyerahan produk, kadang kala disebabkan oleh proyek
atau keadaan di lapangan yang belum selesai, sehingga trafo disimpan sementara
dalam jangka waktu yang tidak tentu. Dalam penyimpanan sementara ini atau saat
penyerahan barang, kerusakan mungkin saja dapat terjadi pada aksesories bagian
luar. Oleh sebab itu sebelum pemakaian perlu dilakukan pemeriksaan hal-hal
sebagai berikut:
- Pemeriksaan kekencangan baut dari tiap bagian.
- Permukaan luar dari bushing apakah retak dan bersih. Jika terdapat debu bersihkan dengan alkohol atau kain kering.
- Perlengkapan/aksesories apakah dalam kondisi baik, seperti thermometer, oil level indicator, pressure relief, oil valve dan lain lain.
- Tangki apakah bocor, penunjuk oil level indicator apakah normal.
- Tegangan dari sistem dengan tegangan nominal trafo apakah sama, terutama posisi tap-changer trafo apakah sudah tepat.
- Sambungan kabel sisi primer dan sekunder apakah benar, sambungan konduktor apakah benar, baut-baut apakah sudah kencang.
- Pressure gauge apakah normal, pastikan tidak ada kebocoran.
- Bila terpasang breather pada trafo, perlu pemasangan silica gel (warna biru) dan minyak.
- Gerakan kipas angin pendingin apakah normal.
- Pentanahan (grounding) dari trafo apakah benar.
- Tahanan isolasi apakah normal, gunakan “Megger” (Mega-Ohm Meter) untuk mengukur nilai tahanan isolasi antara sisi primer terhadap sisi sekunder, sisi primer terhadap tangki dan sisi sekunder terhadap tangki. Karena nilai nominal tegangan yang diukur tidak sama, maka nilai terendah tahanan isolasi seperti daftar di bawah ini (saat pengukuran tahanan isolasi, sambungan kabel sisi primer dan sekunder harus dilepaskan).
- Sebelum trafo digunakan (dialiri listrik), MCCB sumber listrik pada panel harus dalam posisi OFF.
- Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, pastikan semua orang telah meninggalkan daerah “ber-tegangan”, baru listrik dialirkan.
PEMERIKSAAN SETELAH PEMAKAIAN
Setelah pemeriksaan dilakukan,
trafo boleh dialiri listrik. Saat penggunaan trafo, selain pemeriksaan rutin
seperti disebutkan berikut di bawah ini, hal lain yang perlu diperhatikan
adalah:
Tingkat kebisingan trafo apakah normal, periksa
apakah terdapat gejala over-load yang menyebabkan bunyi tidak normal.
- Apakah tercium bau lain yang mungkin keluar dari trafo atau kabel.
- Suhu dan minyak apakah normal.
- Petunjuk Volt-meter dan Ampere-meter pada panel apakah normal.
PEMERIKSAAN DAN
PEMELIHARAAN RUTIN
Pada saat trafo sedang beroperasi, yang perlu kita
perhatikan adalah suhu trafo, kebocoran minyak, ketidaknormal-an bunyi yang
ditimbulkan atau ada bau yang keluar dari trafo.
- Suhu trafo,Suhu trafo dan daya tahan atau umur trafo mempunyai pengaruh langsung yang sangat besar. Pada trafo jenis “oil-immersed transformer” saat suhu ambient 40oC dan kenaikan suhu 50oC, suhu minyak trafo tertinggi adalah 90oC, kenaikan suhu 60oC, suhu tertinggi dari trafo adalah 100oC.
- Jumlah minyak
- Trafo yang dilengkapi oil level indicator jenis I (cairan) atau jarum penunjuk, menunjukan tinggi minyak dalam trafo pada suhu standar 250C.
- Tingkat kebisingan
- Karena adanya induksi, inti besi trafo dalam jangka panjang akan mengeluarkan bunyi, namun jika terdengar bunyi yang tidak normal secara tiba-tiba, maka trafo harus segera diperiksa hal-hal sebagai berikut:
- Perubahan amplitudo tegangan dari sumber listrik (source) yang menyebabkan dentuman pada tangki luar.
- Kerenggangan terjadi pada inti besi sehingga terjadi bunyi yang lebih keras.
- Sambungan kabel yang tidak baik sehingga terjadi bunyi tidak normal.
- Kebocoran minyak
- Karena kekencangan gasket/packing trafo tidak baik atau perubahan kimiawi pada gasket yang menyebabkan terjadinya kebocoran. Langkah pertama yang dilakukan adalah baut-baut dikencangkan kembali, jika kebocoran masih terjadi maka dapat menghubungi pabrik pembuat untuk menggantikannya. Kadangkala dapat disebabkan juga oleh pengelasan tangki yang tidak sempurna sehingga terdapat lubang kecil, pada saat pemakaian baru ditemukan kebocoran, maka harus diberitahukan ke pabrik pembuat untuk penanganan selanjutnya.
- Kebocoran gas
- Trafo jenis “no breathing with nitrogen”, perlu diperiksa nitrogen pressure gauge, bila tidak cukup perlu segera ditambahkan.
Pengukuran / Pengujian Trafo
Teknik Pengukuran Listrik
Menggunakan Megger Untuk Mungukur Tahanan Isolasi
- Check batere apakah dalam kondisi baik.
- Mekanikal zero check pada kondisi megger off, jarum penunjuk harus tepat berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zero (10) pada alat ukur.
- Lakukan elektrikal zero check:
- Pasang kabel test pada megger terminal, serta hubung singkatkan ujung yang lain.
- Letakkan saklar pemilih di posisi 500.
- Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1.
- On-kan megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka nol, bila tidak tepat atur pointer. Bila dengan pengaturan pointer tidak berhasil (penunjukan tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.
- Off-kan megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.
- Pasang kabel test ke peralatan yang diukur .
- Pilih tegangan ukur melalui saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
- On-kan megger, baca tampilan pada skalanya
Pengukuran/pengujian yang dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi trafo distribusi antara lain :
>Pengukuran kondisi
belitan trafo.
>Pengujian dielektrik minyak trafo.
>Pengujian operasi.
>Pengujian dielektrik minyak trafo.
>Pengujian operasi.
Salah satu indikator penting
suatu trafo layak dioperasikan kondisi isolasinya, sebab bila kondisi isolasi jelek dan ini ditujukan dengan
nilai
tahanan
isolasinya rendah dibawah batas minimal yang diinginkan, ketikadioperasikan
(diberi tegangan) dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada trafo itu
sendiri, bahkan dapat mengganggu kerja dari sistem jaringan, dimana trafo
tersebut dipasang.
Hal
lain yang lebih membahayakan, apabila sampai terjadi kontak antara kumparan
tegangan tinggi dengan badan trafo, atau kumparan teganganrendah, tetapi kerja
sistem pengaman kurang baik, maka tak ayal lagidapat menyebabkan kecelakaan
bagi orang, karena tegangan sentuh terlalu tinggi atau paling tidak dapat
marusak peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada tegangan rendah.
Kerusakan-kerusakan
atau kecelakaan seperti tersebut diatas adalah hal yang harus dihindari. Untuk
trafo caranya adalah mengukur kondisi isolasi baik saat trafo yang akan
dipasang maupun secara berkala pada trafo yang sudah beroperasi. Pengujian pada
isolasi trafo yang harus dilakukan adalah :
Ø
Test Kontinyuitas belitan.
Ø
Pada bushing HV pada setiap tap changer (sadapan), nilai tahananAB = AC = CA.
Ø
Pada bushing LV nilai tahanan ab = ac = ca atau an = bn = cn
Bila skala 1 hasil ukur
menunjuk, pindahkan ke pemilih skala 2, bila hasilnya sama pindahkan ke skala
3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan ( 0,5 – 1 menit) atau
jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat hasil ukur dan kalikan dengan factor
kali alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. Harga
terendah 1 MΩ / kV.
Hal yang harus juga diperhatikan adalah setelah mengukur tahanan isolasi baik pada motor, generator maupun jaringan maka kita harus grounding kembali kabel yang di ukur karena kabel tersebut masih memiliki tegangan listrik akibat tegangan megger tadi yang jika pegang akan setrum. Untuk cara grounding, cukup hubungkan kabel yang diukur kemudian hubungkan dengan body.
Kesimpulan hasil test
Hal yang harus juga diperhatikan adalah setelah mengukur tahanan isolasi baik pada motor, generator maupun jaringan maka kita harus grounding kembali kabel yang di ukur karena kabel tersebut masih memiliki tegangan listrik akibat tegangan megger tadi yang jika pegang akan setrum. Untuk cara grounding, cukup hubungkan kabel yang diukur kemudian hubungkan dengan body.
Kesimpulan hasil test
Ø
Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan
Tujuannya
untuk mengetahui ketahanan belitan terhadap tegangan kerjanya. Alat ukur yang
digunakan adalah megger 1000-5000 VDC dengan arus minimal 1 mA. Cara
pengukurannya adalahpengukuran antara bushing HV dengan LV, bushing HV ground/body dan bushing LV dengan ground/body, lama pengukurannya masing-masing
1 menit.
Nilai tahanan isolasi belitan paling rendah adalah :
C
= Faktor belitan terendam dalam minyak besarnya = 0,8
E
= Tegangan tertinggi …………….. (Volt)
kVA
= Daya trafo …………………………. (kVA)
k
= Faktor koreksi suhu belitan
Pengujian Dielektrik Minyak
Isolasi
Fungsi utama dari minyak
adalah :
- Sebagai cairan isolasi
- Sebagai pendingin
Sebagai
cairan isolasi minyak trafo baru harus mempunyai tegangan tembus minimal 120 kV
/cm, sedang untuk minyak yang terpakai minimal 80 kV/cm. Sebagai cairan
pendingin, nilai viskositas untuk minyak baru maksimal 18,50 milipoises, sedang
untuk minyak yang terpakai maksima! 19,24 miliposes. Titik nyala minimum 146°C.
Trafo dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60°C – 80°C pada kumparan-kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan cara konveksi dan radiasi ke udara melalui sistem pendinginannya.
Trafo dengan, type conservator, minyak trafo mempunyai kontak denganudara luar yang mengandung asam. Dan inilah yang lambat laun dapat merusak minyak trafo.
Zat asam pada suhu minyak antara 60°C – 80°C bereaksi dengan minyak trafo, sehingga terjadi persenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air dalam minyak trafo ini makin tinggi. Bila minyak trafo berkadar asam tinggi bereaksi dengan kumparan dan bagian logam trafo dari trafo akan membentuk garam-garam yang tak dapat larut mengendap berupa bintik-bintik berwama merah coklat.
Kondisi tersebut bila dibiarkan berlangsung terus, berakibat merusak kumparan trafo dan minyak menjadi kental, hingga daya pendingin serta tegangan tembusnya makin turun.
Untuk mencegah hal tersebut diperlukan secara periodik pemeriksaan minyak di laboratorioum
Trafo dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60°C – 80°C pada kumparan-kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan cara konveksi dan radiasi ke udara melalui sistem pendinginannya.
Trafo dengan, type conservator, minyak trafo mempunyai kontak denganudara luar yang mengandung asam. Dan inilah yang lambat laun dapat merusak minyak trafo.
Zat asam pada suhu minyak antara 60°C – 80°C bereaksi dengan minyak trafo, sehingga terjadi persenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air dalam minyak trafo ini makin tinggi. Bila minyak trafo berkadar asam tinggi bereaksi dengan kumparan dan bagian logam trafo dari trafo akan membentuk garam-garam yang tak dapat larut mengendap berupa bintik-bintik berwama merah coklat.
Kondisi tersebut bila dibiarkan berlangsung terus, berakibat merusak kumparan trafo dan minyak menjadi kental, hingga daya pendingin serta tegangan tembusnya makin turun.
Untuk mencegah hal tersebut diperlukan secara periodik pemeriksaan minyak di laboratorioum
guna
mengetahui :
- Nilai tegangan tembus
- Kadar asam dan air
- Nilai viskositas
- Keadaan visual (warna, endapan, kejernihan)
- Hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :
- Minyak masih dapat dipakai
- Minyak harus diproses/disaring agar dapat dipakai
- Minyak harus diganti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih